Augmented
Reality
Realitas
tertambah, atau lebih dikenal
dengan AR (augmented reality), adalah
teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke
dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya
tersebut dalam waktu nyata.
Menurut Ronald Azuma pada tahun
1997, AR adalah menggabungkan dunia nyata dan virtual, bersifat interaktif
secara real time, dan merupakan
animasai 3D. Paul Milgram dan Fumio Kishino pada tahun 1994, mendefinisikan
Milgram’s Reality-Virtuality Continuum. Mereka menggambarkan sebuah kontinum
yang membentang dari lingkungan nyata untuk untuk lingkungan virtual murni.
Mereka menyimpulkan bahwa AR lebih dekat ke lingkungan nyata dan augmented virtuality lebih dekat ke
lingkungan virtual.
AR yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai realitas tertambah atau aplikasi realitas yang diperluas,
adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga
dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan
benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata (Wikipedia, 2009).
Pembuatan AR ini menggunakan webcam
sebagai perangkat untuk menangkap citra. Sebelum citra diubah ke dalam bentuk
digital maka proses manipulasi citra digital tidak bisa dilakukan. Citra
digital (f(x,y)) mempunyai
dua unsur. Unsur yang pertama merupakan kekuatan sumber cahaya yang melingkupi
pandangan terhadap objek (illumination). Unsur yang kedua
merupakan besarnya cahaya yang direfleksikan oleh objek ke dalam pandangan mata
atau disebut juga reflectance components.
Kedua unsur tersebut dituliskan sebagai fungsi i(x,y) dan r(x,y).
Sejarah
Augmented Reality
Sejarah tentang Augmented
Reality (AR) dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu yang
bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan dan mempatenkan
sebuah simulator yang disebut Sensorama dengan visual, getaran dan bau. Pada
tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted
display yang dia klaim adalah, jendela ke dunia virtual. Tahun 1975 seorang
ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace
yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk
pertama kalinya.
Tahun 1989, Jaron Lanier, memeperkenalkan
Virtual Reality dan menciptakan
bisnis komersial pertama kali di dunia maya. Tahun 1992 mengembangkan AR untuk
melakukan perbaikan pada pesawat boeing, dan pada tahun yang sama, LB Rosenberg
mengembangkan salah satu fungsi sistem AR, yang disebut Virtual Fixtures, yang digunakan di Angkatan Udara AS Armstrong
Labs, dan menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992 juga, Steven
Feiner, Blair Maclntyre dan dorée Seligmann, memperkenalkan untuk pertama
kalinya Major Paper untuk perkembangan Prototype
AR.
Pada tahun 1999, Hirokazu Kato,
mengembangkan ArToolkit di HITLab dan didemonstrasikan di SIGGRAPH, pada tahun
2000, Bruce. H. Thomas, mengembangkan ARQuake,
sebuah mobile games AR yang
ditunjukan di international symposium on
wearable computers.
Pada tahun 2008, witiude AR Travel Guide, memperkenalkan Android G1 telephone yang berteknologi
AR, tahun 2009, Saqoosha memperkenalkan FLARToolkit yang merupakan perkembangan
dari ArToolkit. FLARToolkit memungkinkan untuk memasang teknologi AR di sebuah website, karena output yang dihasikan
FLARToolkit berbentuk Flash. Ditahun yang sama, wikitude Drive meluncurkan sistem navigasi berteknologi AR di
platform android. Tahun 2010, Acrossair menggunakan teknologi AR pada I-Phone
3GS.
0 komentar:
Posting Komentar