JENIS JENIS KARANGAN

07.13 / Comments (0) / by Aji Pangestu



Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis,macam-macam majas adalah :

  • Majas perbandingan
  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
  1. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh : Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
  1. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknyabagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh : Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
  1. Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh : Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
  1. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  2. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
  3. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
  4. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
  5. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh : Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
  1. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  2. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh : Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
  1. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
  1. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh : Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
  1. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  2. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
  1. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh : Indonesia bertanding volly melawan Thailand.
  1. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh : Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
  1. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  2. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh : Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
  1. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  2. Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  3. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
Contoh : Kita bermain ke rumah Ina.
  1. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  2. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh : Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

  • Majas sindiran
  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh : Suaramu merdu seperti kaset kusut.
  1. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  2. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh : Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
  1. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  2. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

  • Majas penegasan
  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh : Saya naik tangga ke atas.
  1. Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  2. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  3. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  4. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
  5. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  6. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  7. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  8. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  9. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  10. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  11. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  12. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  13. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  14. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  15. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  16. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  17. Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  18. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  19. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  20. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  21. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  22. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  23. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

  • Majas pertentangan
  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

PENGENALAN BAHASA ASSEMBLY

08.48 / Comments (0) / by Aji Pangestu


BAB I . PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa Assembly  atau  Rakitan  diprakarsai oleh  IBM  pada  tahun  1956  – 1963. Bahasa  assembly  termasuk  bahasa  tingkat  rendah.  Pada  tahun  1957,  sebuah  tim  yang dipimpin oleh  John W. Backus berhasil mengembangkan sebuah bahasa baru yang lebih mengarah pada keperluan untuk menganalisa persoalan numeric. Extensi yang dihasilkan dari bahasa assembly adalah file dengan extensi Com dan Exe. Secara umum kedua jenis file  tersebut memiliki  perbedaan  antara  program  yang  berekstensi  Com dan  Exe,  yang merupakan ukuran luas daerah yang menyebabkan kelainan program dalam assembler.
Untuk  file  yang  diakhiri  dengan  extension  Com,  berarti  file  itu  paling  banyak hanya  akan  memakan  luas  64  kilobyte  yang  disebut  1  segment,  sedangkan  untuk  file berekstensi EXE  tidak dibatasi berapa segment  yang dapat dipakai. Dapat 1 segment, 2segment,  3  segment  atau  lebih  dari  3  segment.  Oleh  karena  COM  hanya  memiliki  1 segment, Maka file Com memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai  berikut :
a. Stack yang telah dibuat sendiri oleh program di akhir Segment
b. Hanya terdapat satu segment, sehingga tidak perlu mengatur DS, CS, SS, kecuali
bila diinginkan.
c. Karena hanya satu segment, maka tidak mungkin membuat program lebih dari 64
kb.
d. Butuh ruangan di awal program sebanyak 100 hexa byte untuk keperluan program
segment prefix (PSP).
e. Karena PSP  diketahui  dengan  pasti,  maka perlu dilakukan  operasi  ke  PSP lebih
mudah karena masih berada dalam 1 segment.
f. Dapat menggunakan utility DEBUG untuk membuat program.
Kelebihan dan kekurangan program EXE, sebagai berikut :
a. Hasil Program panjang
b. Tidak perlu menyediakan tempat untuk PSP.
c. Pembagian segmen diatur sendiri
d. Membuat stack sendiri
e. Tidak dapat membuat progr am dengan Debug.

1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, adalah definisi dari bahasa assembly dan assembler; penjelasan mengenai system bilangan dan konversi bilangan; elemen dasar bahasa assembly.

1.3. Tujuan.
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah BAHASA ASSEMBLY,dan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai bahasa assembly baik bagi penulis maupun pembaca.

1.4. Manfaat.
Manfaat Penulisan Makalah ini adalah sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan sebagai media pembelajaran.


BAB II PEMBAHASAN

2.1. Elemen Bahasa Asembly
Dalam  pemrograman  bahasa  assembly  lebih  ditekankan  pada  system  operasi Microsoft  Intel  yang  seiring  dengan  perkembangan mikroprosesor  8088/8086. Perkembangan  bahasa  assembly tergantung  pada  linker  yang  mengubah  file  *.obj menjadi  *.exe atau  *.com.  Bahasa  assembly  dikategorikan  sebagai bahasa tingkat rendah. Hal  ini  untuk menggambarkan spesifikasi sebagai bahasa  yang berorientasi
pada machine dependent. Untuk membandingkan bahasa mesin dan bahasa assembly menurut karakteristik dibagi 2 bagian :
·         Mnemonic Operation Code
·         Simbolic Operand Spesification


2.2. Proses Assembly
Untuk  membangun  skema  proses  translasi  dari  satu  bahasa  ke  bentuk  lain,  maka yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi tugas dasar  yang dikerjakan dalam proses translasi .
2.3. Skema Assembly
Proses penerjemahan secara sederhana dapat dikelompokkan dalam dua fase, yaitu:
·       Fase Analisa
a. Memisahkan label, mnemonic operation code dan operand field yang ada pada
statement.
b. Memasukkan symbol yang ditemukan pada label field dan alamat yang dituju
machine word ke dalam symbol table.
c. Melakukan validasi mnemonic operation code dengan melihat pada mnemonic
table
d. Menentukan  alamat  yang  dibutuhkan  oleh  statement  berdasarkan  pada
mnem
onic operation code dan operand field pada statement.

·    Fase analisis dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahap, yaitu :
a. Lexical Analisys
Lexical  Analisys  adalah  menjalankan  mikro  level  examination  dari  teks
masukan  untuk  mengenal  lexial  unit  yang  ada  didalamnya  dan  menentukan
kategori syntax.
b. Syntax Analisys
Proses  Syntac  Analisys  dilakukan  terhadap  descriptor  dari  lexical  analisys
untuk  menentukan  struktur  syntax  dari  statement  masukan.  Proses  tersebut
dikenal  dengan  PARSING.  Output  dari  parsing  adalah  representasi  dari
struktur syntac suatu statement.
c. Semantic Analisys
Proses  semantic  analisys  dapat  diklasifikasikan  kedalam  proses  declarative
statement dan proses eksekusi.

·        Fase Syntesis
a. Menghasilkan machine operation code yang berkorespodensi dengan
mnemonic operation code yang telah dicari pada mnemonic table.
b. Menghasilkan alamat operand dari symbol table
c. Melakukan syntesis instruksi machine.
Pada fase sysntesis dilakukan pemilihan machine operation code yang sesuai
dengan mnemonic Load  dan menempatkan pada  machine  instruction opcode
field.  Evaluasi  korespodensi  pengalamatan  dilakukan  untuk  operand
expression ‘ Result + 4.


2.4. Proses Assembly
Unit  dalam sources program digunakan untuk  menterjemah semua bagian program.
Ketika  fase  analisys  statement  program  pertama  kali  dilakukan,  maka  proses  LC
akan dikerjakan dan symbol yang didefinisikan dalam program dimasukkan ke dalam
symbol table. Untuk mengurangi pengulangan, maka hasil analisis sources statement
dari  first  pass  direpresentasikan  dalam  internal  form  pada  sources  statement  yang
disebut  intermediate  code. Selain  membentuk  intermediate  code,  suatu  proses
assembler juga membangun struktur database yang digunakan oleh subsequent pass.


2.5. Spesifikasi Komputer
Dalam  pemrograman  bahasa  assembly,  ada  beberapa  aspek  utama  yang  minimal
harus ada persyaratan yang menunjang, meliputi :
Langkah Pasti Menuju Sukses
A. Perangkat Keras (Hardware) yang diperlukan:
1. Prosesor Intel, minimal Intel Pentium I, Intel Pentium II dan Pentium III
2. Monitor CGA, EGA atau VGA
3. Keyboard dan Mouse
4. USB Port
5. Harddisk
B. Perangkat Lunak (Software) yang diperlukan :
1. Microsoft Windows XP
2. Turbo Assembler
3. Linker : Tlink ver 3 minimal
4. Text Editor : Edit atau bahasa pemrograman


BAB III  PENUTUP

3.1. Kesimpulan.
Bahasa Assembly adalah bahasa yang memudahkan pemahaman bagian computer yang paling rendah, mendekati mesin. Bahasa assembly sebaiknya dipelajari secara kontektual sehingga interaksi perangkat keras dan perangkat lunak computer mungkin lebih mudah dipahami.
Bahasa assembly adalah bahasa pemrograman dengan korespondensi satu-satu antara perintah-perintah/pertanyaannya dan bahasa mesin computer.
Assembler adalah program yang mengonversi kode program sumber ke dalam bahasa mesin System bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. System bilangan terdiri dari: bilangan biner, bilangan decimal, bilangan octal dan hexadesimal.


sumber:
ilmukomputer.org

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

08.42 / Comments (0) / by Aji Pangestu


Karakteristik SIG
Informasi geografis, dalam bentuk yang paling sederhana, adalah informasi yang berkaitan dengan lokasi tertentu (Martin, 1996:1). Dalam arti luas, Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografis merupakan alat bantu dalam memproses data spatial menjadi sebuah informasi (DeMers, 1997:7). SIG bukan sekedar penggunaan komputer untuk membuat peta, tapi lebih dari itu SIG seharusnya dapat membantu dalam analisis. Menurut Martin (1996:3), berdasarkan kriterianya sebuah sistem informasi geografis harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Geographic. Sistem yang menekankan pada data yang berkaitan dengan skala pengukuran geografis, dan yang mengacu pada sistem koordinat lokasi-lokasi di permukaan bumi.
  2. Information. Adalah memungkinkan untuk menggunakan sistem ini dalam menjawab pertanyaan tentang database geografis, termasuk informasi tentang kondisi geografis. Informasi ini menampilkan inti dari informasi yang spesifik dan bermakna dari berbagai kumpulan data, dan hanya ini yang mungkin karena data diorganisir menjadi model dari keadaan yang sebenarnya.
  3. System. Merupakan kondisi yang memungkinkan bagi pengaturan data demi menjawab permasalahan. Dalam makna yang paling general, GIS tidak harus selalu sistem yang otomatis, misalnya hanya berbentuk lembaran peta, tapi GIS harus merupakan sekumpulan prosedur yang terintegrasi mulai dari input, penyimpanan, manipulasi, dan output dalam bentuk informasi geografis.
  Komponen SIG
Komponen  Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu:
 4 (Empat) Komponen utama SIG
  1. Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras yang bekerja sebagai:
  • pemasukan data
  • pemrosesan data
  • penyajian hasil
  • dan penyimpanan (storage)
Perangkat keras yang sering digunakan antara lain adalah Digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, mouse, printer, plotter.

 Perangkat keras
2.    Perangkat lunak (software)
Software SIG harus memiliki spesifikasi sebagai:
  • merupakan Database Management System (DBMS)
  • fasilitas untuk input dan manipulasi data geografis
  • fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi.
  • Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada. (Misal : Arc view, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain)
 Perangkat lunak
3. Data
Data SIG atau disebut data geospatial dibedakan menjadi data grafis (geometris) dan data attribute(data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen: titik (node), garis (arc), dan luasan/area(polygon), dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. 7(tujuh) fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis, dan polygon/area, yaitu: data kenampakan, unit area, jaringan topologi, catatan sampel, data permukaan bumi, label/teks pada data, symbol data.

4. Sumber Daya Manusia (User)
Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.
Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.